#HaloKawan sudah tidak asing lagi dengan motif ini kan? Rasanya, Minka sering membeli dan menggunakan motif tersebut di seragam sekolah, kemeja, tas, jaket dan lain-lain. Tapi tahu gak sih #HaloKawan kalau Motif ini sudah dipatenkan oleh sebuah brand besar bernama Burberry. Dan baru-baru ini, merk fesyen tersebut dikabarkan telah menggugat 200 sekolah di Korea Selatan yang menggunakan motif Burberry Check (nama motif). Yuk, simak bagaimana fakta isu ini sebenarnya.

Sebelumnya Minka mau disclaimer dulu bahwa seorang business owner harus mempunyai wawasan terkait HAKI lho…

Jadi HAKI atau singkatan dari Hak Kekayaan Intelektual merupakan sebuah hak untuk menikmati sisi ekonomis dari suatu kreativitas. Secara sederhananya, seseorang dapat memperoleh hak dalam hal ekonomis apabila karya yang dihasilkannya sudah terdaftar pada HAKI.

Apa itu Burberry Check?

Burberry Check adalah pola kain kotak-kotak khas yang terdiri dari garis-garis kame, ivory, hitam, dan merah dengan lebar yang bervariasi. Pola kain ini sering dikaitkan dengan merek fashion mewah Inggris, Burberry, dan telah menjadi ikon dari merek tersebut sejak pertengahan abad ke-20. Motif ini segera populer di kalangan elit Inggris. Burberry Check menjadi simbol status seseorang. Saat itu, hanya pria berjas dan wanita berkalung mutiara yang memakai produk Burberry dengan motif kotak-kotak khasnya.

Awalnya, pola kain ini digunakan sebagai bagian dari lapisan dalam mantel trenchcoat Burberry, namun sekarang dapat ditemukan di berbagai jenis produk brand ternama ini, termasuk tas, dompet, syal, dan aksesori lainnya.

Seiring semakin populernya motif ini, warga kelas bawah mulai ikut mencari benda-benda mewah dan bermerek, tidak peduli apakah produk itu asli atau palsu, termasuk barang bermotif Burberry Check.

Akibatnya, masyarakat golongan kelas atas di Inggris mulai menjauhi produk bermerek karena tidak tahu keasliannya dan tidak se-eksklusif dulu. Penjualan di Inggris pun turun drastis, hanya mencapai 15 persen dari pendapatan Burberry pada 2004.

Burberry bergerak cepat dengan mematenkan Burberry Check dan semua produk dengan motif ini. Mereka menjadi bersikap sangat ketat atas produk palsu dan plagiarisme motif tersebut. Usaha ini berhasil membuat Burberry Check menjadi desain yang lebih eksklusif. Warga kelas atas Inggris pun kembali berbondong-bondong membeli produk dari merek ini. Kondisi ini mendorong peningkatan keuntungan perusahaan.

Lalu, Apa Yang Sebenarnya Terjadi Di Korea Selatan?

Kronologinya, Burberry Check telah menjadi ikon dari trademark Burberry sejak pertengahan abad ke-20 dan telah dianggap sebagai salah satu pola kain paling terkenal di dunia. Namun, popularitasnya yang tinggi membuat pola ini juga rentan digunakan secara tidak sah oleh pihak-pihak yang tidak berwenang, termasuk di Korea Selatan.

Kenapa “Brand Besar” Melakukan Ini?

Minka sendiri mengamati, kalau beberapa tahun terakhir, banyak merek fesyen terkemuka yang menuntut penggunaan tidak sah dari merek dagang mereka. Jelas, tuntutan hukum terhadap sekolah-sekolah mungkin dianggap sebagai tindakan yang kontroversial. Ya, karena sekolah-sekolah tersebut bukan merupakan pihak yang berhubungan dengan industri fesyen dan kemungkinan tidak memiliki niat untuk mengambil untung dari penggunaan pola ini.

Nah, apabila dipertimbangkan lagi, kemungkinan besar tuntutan tersebut dilakukan untuk melindungi hak kekayaan intelektual Burberry dan mencegah penggunaan merek mereka secara tidak sah.

Demikian, tuntutan hukum ini mencerminkan pentingnya melindungi hak kekayaan intelektual dan merek dagang suatu merek fesyen. Ini merupakan upaya merek-merek tersebut untuk mencegah penggunaan merek secara tidak sah. Dan memastikan kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga ya.

Jadi menurut #HaloKawan, penting gak sih kalo punya brand didaftarkan pada HAKI?


Written by: Dede Wardani

Source:

  1. https://ipwatchdog.com/2018/05/19/burberry-sues-target-fashion-products-burberry-check-design/id=97243/
  2. https://www.koreaherald.com/view.php?ud=20230105000693