#HaloKawan pernah gak sih ketika berada di supermarket bingung untuk menentukan suatu brand. Ketika membeli suatu barang, ternyata pelanggan itu cenderung memilih brand yang udah familiar sama dia walaupun lebih mahal, salah satunya Aqua. Kira-kira kenapa ya sebenarnya?

sumber: sehataqua.com

Tentunya #HaloKawan tidak asing dengan product Aqua dong! Bahkan mungkin galon air yang kalian gunakan di rumah berasal dari brand Aqua.Dengan brand equity yang kuat, ketika seseorang membeli air minum maka akan menyebut brand aqua padahal yang dibeli brand lain.

Nah pengen tau caranya punya brand equity yang baik? Simak penjelasan tentang CBBE Models untuk mengembangkan brand equity ini yaa. Yuk belajar bareng MinKa!

Baca Juga: Slogan: Definisi, Contoh, dan Bedanya dengan Tagline

Definisi Brand Equity & CBBE Models

Brand equity merupakan nilai yang terbentuk berdasarkan pengalaman dan persepsi pelanggan mengenai brand tersebut. Bila suatu brand memiliki brand equity yang kuat, maka dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperluas segmentasi pasar.

Nah untuk menyusun brand equity yang baik, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan Customer Based Brand Equity Models (CBBE). Tapi apa sih CBBE itu?

CBBE awalnya dicetuskan oleh Kevin Lane Keller, ia memiliki buku terkenal judulnya Strategic Brand Management. Konsep CBBE pada dasarnya berasal dari kekuatan suatu brand, terfokus pada pikiran dan hati customer. Menurut Keller, tantangan yang dihadapi brand adalah memastikan pengalaman customernya tepat sesuai dengan produk mereka sendiri.

Hmm, gimana ya tahapan CBBE itu?

Tahapan Brand Equity Menggunakan CBBE Models

Alt Text: CBBE Models Piramida Sakti Bangun Brand

Untuk mengetahui Brand Equity, kita dapat menggunakan piramida CBBE Models.

Dasarnya CBBE Models ini punya empat tahapan utama nih, #HaloKawan. Kalau dilihat-lihat mirip kaya tahapan PDKT yah hihihi. Yuk, kita simak bareng Minka!

  1. Brand Identity (Identitas Brand)

Pada tahapan ini, terjadi pembentukan identitas brand dengan mempertanyakan “who are you?” yang meliputi citra brand, visi dan misi, brand guideline dan brand positioning. Nah, #HaloKawan perlu melakukan riset dan menentukan brand identity yang kuat untuk digunakan pada brand. Tujuannya untuk menciptakan awareness, kalau di piramida ini menciptakan brand salience atau makna penting bagi brand.  

2. Brand Meaning (Makna Brand)

Next, adalah brand meaning atau tahap mengenal “what are you” dalam arti sebuah merek yang dibentuk melalui brand performance dan imagery. Nah, kita perlu memahami apa itu brand performance dan brand imagery.

Brand performance adalah manfaat (fungsional, ketahanan, dan kepercayaan) yang ditawarkan oleh suatu brand, sedangkan brand imagery mengarah pada hubungan emosional, sosial, dan simbolik yang dibangun oleh suatu brand.

3. Brand Response (Respon Terhadap Brand)

Setelah hubungan fungsional dan emosional dibangun maka akan memunculkan respons dari customer mengenai brand kita atau tahapan “what about you?”. Respons tersebut dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu judgement (penilaian) atau feelings (perasaan).

Oiya #HaloKawan, penilaian pelanggan itu mencakup beberapa hal seperti, kredibilitas, kualitas, relevansi dan superioritas produk yang mereka pakai. Seorang customer bisa aja merasa brand kita enggak relevan sama dia tapi customer yang lain merasa sangat cocok.

4. Brand Relationship (Hubungan Brand)

Nah, kita masuk ke langkah terakhir nih, yaitu mempertanyakan kepastian hubungan (what about you and me?). Siapa yang relate nih #HaloKawan?

Jadi kita perlu untuk merawat hubungan jangka panjang yang kuat dari brand dengan customer. Kita perlu melihat seberapa jauh hubungan yang sudah dibangun antara brand dengan customer, apakah interaksinya membuat ikatan jadi lebih kuat? Hubungan tersebut disebut resonance.

Hasil akhirnya dari semua tahap ini adalah keberhasilan kita untuk bangun brand awareness, salah satunya ya kaya Aqua tadi. Sejauh apa customer mengerti bahwa Aqua itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Bahkan, kita bisa meningkatkan brand loyalty dan membuat customer merekomendasikan brand kita ke sesamanya.

Gampangnya, brand equity mempertanyakan, sejauh apa sih customer kita mengenal brand dan memutuskan untuk memakai brand kita daripada kompetitor yang lain?

Goalsnya dari CBBE Models ini adalah untuk bisa bikin customer punya hubungan jangka panjang dengan brand kita dan merekomendasikan brand kita ke orang lain.

Gimana? #HaloKawan sudah pakai CBBE Models untuk bangun brand equity kamu selanjutnya? Kalau artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan kepada sesamamu ya! Ikuti terus HalokaTalks agar tidak ketinggalan brand news, marketing tips, dan social media update selanjutnya!

Penulis: Adellia Gracia Christy
Penyunting: Deborah Patricia

Referensi:
A Guide to the Customer-Based Brand Equity (CBBE) Model

What is customer-based brand equity?