Satu lagi iklan di bulan Ramadan kemarin yang mengandung bawang. Lifebuoy Shampoo mengusung tema menjadi kuat lewat iklannya di mana ditampilkan adegan ibu dan anak yang berusaha menjadi kuat selama bulan Ramadan. Maksud konsep kuat yang diusung oleh Lifebuoy Shampoo ini menyoroti value yang dibawa oleh produk shampoo Lifebuoy yaitu rambut yang kuat setelah pemakaian.

Inspirasi konsep ini dilansir dari kanal YouTube Lifebuoy ID adalah dari kuatnya seorang Ibu menjadi akar kekuatan anaknya. Dari awal hingga akhir, si anak dalam iklan selalu diingatkan untuk kuat dalam keseharian seperti saat di cuaca panas, melihat orang lain tidak berpuasa, serta adegan klimaksnya yaitu kuat saat ditinggalkan Ibu selamanya.

Di sanalah Lifebuoy Shampoo menarik perhatian penonton iklannya. Mereka membuat copywriting menyoroti kata ‘kuat’ dan divisualisasikan melalui beragam aktivitas di iklan tersebut. Dalam iklan ini juga menyelipkan emosi dan perasaan sedih yang membuat penonton ikut merasakan kesedihan tokoh dalam iklan yaitu anaknya.

Pada banyak iklan, para kreator biasanya menyelipkan emosi pada copywriting dan adegan dalam iklan tersebut. Tujuan diselipkannya beragam emosi ini tentunya untuk menarik perhatian pelanggan serta dapat menciptakan penjualan jika dilakukan dengan benar dan menarik.

Metode ini juga sering dikenal dengan nama emotional marketing di mana brand membuat daya tarik pengambilan keputusan pelanggan lewat strategi marketing-nya dengan menyentuh sisi emosioal pelanggan. Hal ini dapat berhasil karena konten yang dibuat akan terasa lebih dekat dengan pelanggan karena ada terselip emosi yang mungkin pelanggan tersebut pernah alami. Emosi apa saja ya yang efektif dan menarik untuk disentuh lewat emotional marketing ini? Mari kita bahas!

Source: https://www.pexels.com/photo/yellow-cube-on-brown-pavement-208147/
Source: https://www.pexels.com/photo/yellow-cube-on-brown-pavement-208147/

Joy atau Kegembiraan

Melalui emosi ini, brand akan menampilkan hal-hal yang membuat pelanggan gembira, optimis, ataupun termotivasi saat melihat iklan yang dibuat. Iklan yang dibuat pun akan lebih meriah atau bahkan lucu hingga membuat pelanggan yang menonton tertawa.

Source: https://www.pexels.com/photo/yellow-and-green-led-light-4835419/
Source: https://www.pexels.com/photo/yellow-and-green-led-light-4835419/

Baca Juga : Pentingnya Storytelling dalam Marketing

Fear atau Ketakutan

Biasanya emosi ketakutan dibawakan pada brand yang menyentuh hal sensitif seperti asuransi ataupun financial service di mana brand akan mengingatkan betapa menakutkannya hidup tanpa asuransi seperti contohnya biaya rumah sakit yang sangat tinggi jika dibayar tanpa asuransi. Selain itu, emosi ini juga cocok digunakan untuk menggaet pelanggan yang FOMO atau Fear of Missing Out dari tren-tren yang ada.

Source: https://www.pexels.com/photo/a-woman-with-a-disgusted-facial-expression-8637946/
Source: https://www.pexels.com/photo/a-woman-with-a-disgusted-facial-expression-8637946/

Disgust atau Kejijikan

Emosi ini dipakai dengan memanfaatkan perasaan pelanggan dalam kondisi yang tidak diinginkan misalnya pelanggan tidak ingin merasa bau badan atau tidak ingin lantai toilet berjamur. Dalam kondisi tersebut, brand menyisipkan emosi disgust dalam iklannya untuk membuat pelanggan tertarik menggunakan produk mereka dan terhindar dari kondisi kejijikan yang akan terjadi.

Source: https://www.pexels.com/photo/lonely-woman-crying-with-closed-eyes-4471316/
Source: https://www.pexels.com/photo/lonely-woman-crying-with-closed-eyes-4471316/

Sadness atau Kesedihan

Pada emosi terakhir ini yaitu kesedihan adalah emosi yang digunakan dalam iklan Lifebuoy Shampoo yang MinKa bahas di atas. Dengan konsep iklan ibu yang sudah tiada dan anak harus kuat dengan keadaan membuat penonton dapat memberi empati terhadap tokoh di iklan tersebut. Brand nantinya juga menawarkan solusi untuk menghadapi kesedihan yang terjadi dengan value pada produk yang ditawarkan.

Pemanfaatan emotional marketing dalam sebuah iklan dapat membuat brand lebih dekat dan terhubung ke pelanggan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak emosi-emosi selain 4 emosi yang sudah dijelaskan yang dapat digunakan seperti anger atau kemarahan, anxiety atau kegundahan, dan lainnya. Selama penggunaan emosi pada kegiatan marketing brand tepat maka audiens pun juga akan datang dan pada akhirnya bisa juga menciptakan penjualan.

Kalau brand #HaloKawan dalam kegiatan marketingnya sudah gunain emosi yang tepat belum didalamnya? Semoga konten ini bisa bermanfaat buat #HaloKawan dan kedepannya MinKa pasti akan selalu ngasih banyak info-info bermanfaat lainnya seputar Brand News, Marketing Tips, dan Social Media Updates. Terakhir, #HaloKawan jangan lupa untuk share tulisan ini ke temen-temen yang lain ya!

Tak ketinggalan, MinKa punya sesuatu yang gak kalah menarik nih. Buat #HaloKawan yang sedang membangun bisinis, #HaloKawan bisa banget belajar tentang cara membangun komunikasi bisnis yang efektif untuk brand #HaloKawan dengan klik dan enroll materi Effective Business Communication di sini ya!


Written by: Indra Kurniawan

Source :

  1. https://danieldoan.net/copywriting-highlight-emotions/
  2. https://www.prodigy.rocks/blog/emotional-marketing
  3. https://twitter.com/pipis/status/1647937537376415744