#HaloKawan tentu ingin membangun brand dengan image yang positif untuk audiens. Mungkin caranya lewat pemilihan brand voice yang optimis, konten media sosial yang inspiratif, atau foto-foto yang sempurna dengan clean look.

Tapi, tidak dengan brand parfum lokal Maji. Pada 20 Juni 2023 lalu, Maji mengumumkan kalau mereka “menyerah” dengan usaha mereka. Coba #HaloKawan simak videonya di bawah ini!

@withmaji

Setelah satu bulan menjalani Maji, kami menyerah… Kami menyerah akan keharusan untuk memprioritaskan Maji, dibanding keluarga tercinta. Ini saatnya untuk berani bilang cukup. Karena sebagai seorang ibu dan istri, family always comes first. Oleh karena itu, @with.maji hanya sanggup menjual perfume dengan jumlah sangat terbatas setiap minggunya. Yang dapat Mimaji beli di setiap hari Kamis, pukul 9:00 pagi WIB. Dimulai dari tanggal 22 Juni 2023. Let’s embrace well-being over work, and value over numbers. With love, Maji.

♬ original sound - MAJI - MAJI
Unggahan video "menyerah" Maji di TikTok dan Instagram.

Maji mengungkapkan bahwa terlepas dari kesuksesan penjualan parfum mereka, di baliknya terdapat para insan yang mengelola, yang harus membagi waktu antara bisnis dan keluarga sebagai seorang ibu.

“Tetapi dalam satu bulan terakhir pula, kesibukan membangun Maji ini menyita banyak waktu kami. Waktu kami dalam berperan sebagai ibu, yang juga harus selalu ada 24 jam 7 hari seminggu untuk keluarga. Meeting sampai larut malam, meeting walaupun anak sedang sakit, mengurus suami, semua pekerjaan rumah, sampai mengurus ratusan order supaya sampai dengan selamat di tangan Mimaji…”

Didirikan oleh Zahratul Jannah, Shanaya Ratu, dan Herin Yudha, Maji merupakan brand lokal yang ingin mengakui dan menyorot perjalanan para perempuan lewat parfum yang dirancang secara elegan dan penuh pertimbangan. Semuanya didorong atas rasa terima kasih kepada para perempuan dan sosok ibu yang ada dalam hidup kita.

Unggahan “menyerah”-nya Maji telah ditonton 118 ribu kali di Instagram dan disukai oleh lebih dari 3000 audiens mereka. Respons audiens secara keseluruhan juga positif, mendukung Maji atas keputusan penjualan terbatas yang mereka harus buat.

Ada banyak risiko untuk brand menjadi terbuka dan mengakui kelemahan mereka. Mengapa ya Maji berani mengambil langkah ini? Sini MinKa jelaskan!

Baca Juga: Brand Image: Pengertian, Cara Membangun dan Manfaat Bagi Bisnis

Terbuka Secara Emosi Ternyata Menguntungkan Brand

Brand vulnerability adalah kemampuan brand untuk bisa terbuka kepada audiens dalam banyak segi, baik emosional, fisik, sosial, dan sebagainya. Brand yang membuka diri tentunya memiliki risiko, tetapi tak jarang bisa menguntungkan juga, lho, seperti yang dilakukan Maji.

Brand yang menunjukkan vulnerability dapat memberikan transparansi yang menguatkan koneksi emosi dan rasa percaya para audiens. Berdasarkan Salesforce, aspek komunikasi transparan jadi lebih penting setelah pandemi bagi 3 dari 4 consumer (74%). Audiens sudah frustasi diperlakukan sebagai prospek konversi, dan ingin diperlakukan sebagai manusia.

Dengan menjadi terbuka, brand dapat menunjukkan bahwa diri mereka adalah entitas yang relatable, dan tidak bertujuan semata-mata hanya untuk meraup keuntungan.

Selain semakin dekat dengan audiens, menunjukkan vulnerability juga bisa jadi pembeda karakter brand kamu dengan brand lainnya, yang nantinya juga akan bermanfaat agar kamu bisa bertahan dan bertumbuh di pasar yang semakin keruh.

Kalau #Halokawan ingin memperkuat basis customer dan membangun brand, kamu bisa mendekati mereka secara emosional lewat campaign yang menunjukkan bahwa brand-mu perhatian dan terbuka. Penasaran bagaimana cara menjadi vulnerable untuk audiens kamu? Yuk simak beberapa caranya di bawah ini!

4 Cara Brand Menunjukkan Vulnerability, a la Maji

1. Memahami target audiens brand

Langkah pertama untuk menunjukkan vulnerability yang menyentuh adalah memahami target audiens terlebih dahulu. Berdasarkan demografi, apakah target audiens kamu akan mengerti dan menerima keterbukaan brand kamu atau tidak?

Maji mengetahui bahwa target audiens mereka adalah perempuan, baik yang baru dewasa, meniti karir, sampai yang sudah menjadi ibu. Keterbatasan Maji sebagai brand yang harus membagi waktu antara mengurus bisnis dan keluarga sangat mudah dimengerti oleh para audiens perempuan yang mungkin pernah mengalami hal yang sama.

Komentar Mimaji terhadap video Maji.
Sumber: Instagram.com/with.maji

Baca Juga: Jangan Targetkan Semua Orang, Pertajam Customer Persona dengan 4 Langkah Ini!

2. Selaras dengan brand value

Pastikan vulnerability yang ingin ditunjukkan brand selaras dengan brand value agar tidak terkesan insensitif.

Sesuai dengan brand statement-nya, Maji menyadari dan ingin menemani dan menyorot peran perempuan dalam kehidupan, baik sebagai individu maupun sebagai ibu yang bertanggung jawab untuk keluarga.

Sehingga saat Maji memutuskan untuk membatasi pesanan mereka atas dasar adanya peran perempuan yang harus dijalani, Mimaji tidak menyayangkan, malah mendukung sepenuhnya. Keberanian Maji untuk mengatakan cukup untuk menyeimbangkan bisnis dan keluarga diapresiasi audiens.

3. Akui kontribusi positif audiens

Selain menunjukkan kelemahan brand, jangan lupa juga untuk untuk mengakui kontribusi positif audiens selama ini. Sebuah brand tidak akan bertahan tanpa audiens yang memercayai dan setia kepada produk brand.

Dalam video pengumumannya, Maji turut berterima kasih kepada audiens atas antusiasme peluncuran ketiga produknya yang langsung sold out saat live, serta dukungan Mimaji yang membuat mereka dapat bertahan selama ini.

“Dukungan dari Mimaji luar biasa, sehingga kami bisa menjual banyak parfum dalam satu bulan ini… Walaupun begitu, antusias yang luar biasa dari Mimaji membuat kami berusaha untuk terus bertumbuh membangun Maji. As a small business, kami masih belajar. Banyak yang perlu diperbaiki, dan banyak juga yang kami rasa perlu dipertahankan,” ucap narator dan Co-Founder Maji, Zahratul Jannah.

Dengan mengakui kontribusi positif audiens, audiens akan merasa pengambilan keputusan dilakukan atas dasar best interest bagi untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan maksimal.

4. Berikan solusi kepada audiens

Tak hanya transparan dalam emosi, brand juga bisa memberikan solusi kepada audiens untuk sama-sama membantu brand dan mendengarkan permintaan audiens juga.

Menangani kesusahan untuk menyeimbangkan pemesanan parfum yang membludak dengan work-life balance para Ibu yang berperan di balik Maji, mereka memberikan solusi kepada audiens untuk hanya melakukan pembelian pada setiap hari Kamis, mulai dari pukul 9 pagi, dengan stok yang terbatas.

Solusi ini menyelesaikan masalah pemesanan parfum Maji yang high demand sehingga bisa memaksimalkan produksi parfum yang terbaik untuk audiens mereka, Mimaji. Audiens pun sangat menerima dengan keputusan ini dengan terjual habisnya parfum Maji setiap buka pemesanan.

Stok parfum Maji habis setiap buka pemesanan setiap minggunya.
Sumber: withmaji.com

Gimana, #HaloKawan? Mau coba jadi vulnerable juga sama audiens kamu? Kalau artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke sesama teman kamu ya! Kalau kamu mau selalu update dengan isu brand news, marketing tips, dan social media updates, ikuti terus HalokaTalks!


Penulis: Gracia Yolanda Putri

Penyunting: Stephanie Regina, Deborah Patricia

Sumber:

  • Maji (2023) https://withmaji.com/about/
  • Instagram - With Maji https://www.instagram.com/reel/CtsPtHEu2g9/
  • Being Vulnerable Puts Brand at Risk, But They Should Do It Anyway (Februari 2023) https://www.thedrum.com/opinion/2023/02/08/being-vulnerable-puts-brands-risk-they-should-do-it-anyway
  • Gen Z Wants to See Your Brand’s Vulnerability (Agustus 2023), https://www.campuscommandos.com/gen-z-wants-to-see-your-brands-vulnerability/
  • The Power of Vulnerability in Your Brand, https://www.houndstoothusa.com/blog/vulnerabilityinbusiness
  • State of Connected Customer, Salesforce (2022), https://www.salesforce.com/content/dam/web/en_ie/www/PDF/state-of-connected-customer-fifth-ed-comp.pdf