#HaloKawan kalau beli air mineral, bilangnya “bu, air mineralnya satu,” atau “bu, Aqua-nya satu?” Atau kalau lagi cari sticky note buat menulis catatan pendek, mikirnya “mana ya sticky note?” atau “mana ya Post-It?” Kejadian seperti ini adalah ketika sebuah brand berhasil jadi top of mind kamu. Kok bisa? Yuk kita bahas!

Sebagai business owner, #HaloKawan pasti ingin brand-nya menjadi top of mind konsumen saat mereka membutuhkan. Cara menjadi top of mind ini adalah dengan mendefinisikan brand positioning.

Brand Positioning: Definisi, Tujuan, Manfaat

Brand positioning adalah proses memposisikan brand kamu di dalam pikiran konsumen dengan nilai-nilai unik. Brand positioning dikatakan berhasil ketika sebuah brand disukai, dianggap bernilai, dan dianggap kredibel oleh konsumen.

Tentunya, tujuan akhir brand positioning adalah agar brand menjadi top of mind sehingga menang dari kompetitor lain saat pelanggan membuat keputusan.

Brand positioning ini sangat penting untuk bisnis. Mengapa?

Membedakan brand kamu dengan kompetitor

Contohnya, seperti Coca Cola yang menciptakan brand positioning sebagai “minuman cola pertama”. Positioning itu membuat Coca-Cola menjadi brand minuman bersoda yang dianggap original dan menang bersaing dari Pepsi atau Sprite.

Meningkatkan brand awareness, trust, dan loyalty

Ketika brand melakukan positioning, ia berstrategi untuk menempatkan diri dengan baik di benak konsumen, sehingga semua keputusan dibuat sesuai dengan brand positioning yang ada. Alhasil, brand positioning berdampak jangka panjang kepada brand awareness, trust, dan loyalty konsumen.

Membantu pertimbangan pricing strategy

Brand positioning yang kuat dan unik dapat meningkatkan pricing produkmu, sehingga dapat membantu meningkatkan penjualan jangka panjang.

Misalnya, brand positioning #HaloKawan adalah mengutamakan kualitas bahan dasar produk. Maka, kamu bisa mempertimbangkan pricing lebih tinggi dengan alasan produk yang berkualitas tinggi.

Strategi brand positioning setiap brand akan berbeda-beda tergantung objektif masing-masing. #HaloKawan bisa mengeksplor jenis-jenis brand positioning strategy berikut ini, agar brand bisa membedakan diri dan menjadi top of mind!

Jenis-jenis dan Contoh Brand Positioning

1. Customer Service Positioning Strategy

Pernah memilih produk/layanan brand karena customer service-nya yang ciamik? Customer service yang top bisa menciptakan siklus pelanggan ingin balik lagi. Keuntungan dari customer service positioning adalah brand kamu bisa mematok harga yang lebih tinggi dengan menjanjikan pelayanan layaknya raja kepada pelanggan.

Brand yang memakai customer service positioning strategy ini adalah Hai Di Lao! Enggak cuma jadi tempat makan celup-celup, Hai Di Lao berinvestasi sama customer service dengan membuat tempat menunggu yang memberikan es krim atau snack gratis, manicure gratis, wi-fi, dan tempat bermain anak-anak.

Pada saat makan, para pelanggan juga dihibur dengan noodle dance! Kalau kamu mencari tempat makan hot pot untuk makan ramai-ramai bersama teman atau keluarga, Hai Di Lao pasti jadi top of mind.

Baca Juga: HaiDiLao: Membedakan Diri Dengan Customer Service

2. Convenience-Based Positioning Strategy

Brand dengan strategi convenience-based positioning menyorot mengapa produk mereka lebih praktis daripada kompetisinya. Kepraktisan ini bisa dari banyak faktor, seperti lokasi, kemudahan dipakai, produk mudah ditemukan di pasaran, sampai produk cocok/di-support  di banyak platform.

Seperti customer service positioning, convenience-based positioning bisa membantu brand kamu mematok harga yang lebih tinggi dari pasaran, dengan janji solusi yang didapat pelanggan dari produkmu dapat menyelesaikan masalah mereka dengan praktis.

Contoh brand yang memakai strategi ini adalah Rinso Anti Noda. Rinso menjanjikan kepraktisan menghilangkan noda pada baju dengan sekali kucek saja, sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk mencuci baju.

Iklan Rinso Anti Noda

3. Price-Based Positioning Strategy

Price-Based Positioning adalah strategi di mana brand mengenalkan diri mereka sebagai pilihan yang paling murah daripada kompetitor. Harga murah dapat menarik jumlah pelanggan yang lebih banyak. Pasti ada saja target market yang menyukai produk lebih murah.

Namun, strategi ini juga memiliki risiko. Produk dapat dipersepsikan kurang berkualitas daripada kompetitor. Selain itu, produk berpotensi tidak bisa mengatasi inflasi dan jadi naik harga sehingga price-based positioning harus bergeser.

Contoh brand yang memakai strategi ini adalah merk mie instan Sarimi. Me Goreng Sarimi Isi 2 per buahnya dihargai Rp 3.900 saja. Sementara itu, kompetitor Indomie Goreng Jumbo dihargai Rp 4.200.

Seandainya #HaloKawan adalah anak kos yang ngidam mie goreng, produk Sarimi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk dipilih.

4. Quality-Based Positioning Strategy

Brand yang menggunakan strategi Quality-Based Positioning ingin menonjolkan kualitas produk. Misalnya lewat bahan dasar berkualitas, handmade, menggunakan sustainable practices sehingga harga produksi lebih tinggi dari produk kompetitor.

Tentunya, brand positioning dengan strategi ini menghasilkan produk dengan harga jual lebih tinggi. Pelanggan yang hemat mungkin tak mau membeli, tetapi pelanggan yang mementingkan kualitas akan tergiur.

Oleh karena itu, #HaloKawan bisa memanfaat customer persona yang dibuat agar dapat menimbang apakah pelanggan brand kamu cocok dengan quality-based positioning strategy atau tidak.

Baca Juga: Jangan Targetkan Semua Orang, Pertajam Customer Persona dengan 4 Langkah Ini!

5. Differentiation Strategy

Brand yang memakai Differentiation Strategy menonjolkan keunikan dan inovasi produk mereka, daripada para kompetitornya yang lebih konvensional.

Contohnya adalah mobil Tesla yang sangat inovatif dan menjadi salah satu pelopor self driving car. Keunikan Tesla juga adalah mobil dengan Internet of Things (IoT) yang layanannya bisa selalu update seperti aplikasi. Ini jadi alasan mengapa pelanggan membeli mobil Tesla, karena inovasinya yang memudahkan kehidupan.

Brand Positioning Tesla
Sumber: Tesla.com

Namun, inovasi baru juga berarti produk tersebut masih sangat baru sehingga akan ada banyak trial and error. #HaloKawan bisa memberikan transparansi kepada pelanggan tentang riset dan testing yang dilakukan agar mereka dapat diyakinkan.

6. Social Media Positioning Strategy

Kalau dari tadi adalah strategi yang menonjolkan fitur produk, strategi Social Media Positioning memanfaatkan kanal yang digunakan brand untuk menjadi top of mind pelanggan.

Untuk cara ini, #HaloKawan tidak perlu menjadi brand yang selalu ada di setiap platform. Melainkan #HaloKawan hanya perlu fokus di satu platform yang ada banyak target audiens kamu.

Hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan saat menggunakan strategi ini adalah:

  1. Memilih platform di mana target audiens kamu rela belanja;
  2. Memilih platform tempat target audiens kamu mencari informasi
  3. Mengetahui kapan waktu aktif target audiens kamu.

Di media sosial yang banyak target audiens kamu, #HaloKawan bisa tap in ke pembicaraan mereka dengan topik-topik yang lagi trending. Brand yang efektif melakukan ini adalah Aqua, dengan kampanye Aqua Dulu.

Brand Positioning Aqua - Aqua Dulu


Di Twitter, Aqua sering membagikan content marketing berupa meme yang relatable dengan para konsumennya. Misalnya, minum Aqua sebelum war tiket konser, minum Aqua saat kerjaan lagi mumet, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 5 Cara PDKT dengan Target Audiens Agar Tidak Kehabisan Topik Tap In!

Cara-cara untuk brand positioning beragam ya, #HaloKawan! Kalau brand kamu cocoknya pakai yang mana?

Bila bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman kamu, ya! Kalau ingin update terbaru soal brand news, marketing tips, dan social media update, jangan lupa untuk ikuti terus HalokaTalks!


Penulis: Catherine Presilia Gunawan

Penyunting: Stephanie Regina, Deborah Patricia, Gracia Yolanda Putri

Sumber: