#HaloKawan susah menjaga calon pelanggan untuk tetap berminat membeli produk? Sudah cari tahu produk dan brand kamu, eh malah enggak beli-beli juga. Jangan khawatir, pakai Retargeting Ads untuk yakinkan mereka lagi!

Pengertian Retargeting Ads dan Mengapa Perlu Dilakukan

Retargeting adalah bentuk online advertising yang khusus menargetkan individu yang pernah mengunjungi situs resmi brand produk atau individu yang kontaknya pernah tercatat pada database brand (sebagai lead atau pelanggan).

Perwujudan ini di #HaloKawan adalah kalau misalnya sehabis lihat barang brand di e-commerce, eh tiba-tiba ketemu iklan produknya lagi di media sosial. Biasanya calon pembeli akan dipaparkan 6-8 kali marketing touchpoint (baik iklan, konten, atau bentuk lainnya) sebelum mereka membuat keputusan.

Masalahnya, tidak semua calon pembeli akan balik lagi ke situs brand produk yang mereka pertimbangkan untuk membeli sebelumnya. Oleh karena itu, retargeting dilakukan agar calon pembeli diingatkan kembali bahwa mereka tertarik membeli, dan brand yang menjual produk bisa jadi top of mind.

Tujuan dan Manfaat Retargeting

Kalau ditelusuri lewat marketing funnel, retargeting berada di antara consideration dan conversion. Kalau #HaloKawan punya objektif untuk meningkatkan konversi brand kamu, retargeting bisa menjadi strategi tepat untuk meyakinkan konsumen melakukan konversi.

Selain meningkatkan penjualan, retargeting juga berguna untuk meningkatkan awareness brand karena konsumen akan disuguhkan dengan logo, slogan, dan pesan brand terus-menerus.

Secara nggak langsung, retargeting juga bisa mengurangi pengeluaran iklan karena hanya menargetkan individu yang memiliki ketertarikan membeli, sehingga upaya pengiklanan bisa lebih ringan.

Namun, kunci retargeting yang efektif berada pada pengumpulan data konsumen dan/atau lead yang tertarik sebelumnya. Maka, brand building untuk meningkatkan awareness brand juga menjadi penting. Misalnya, sering berinteraksi kepada pengikut di media sosial atau sering mengunggah konten edukasi tentang brand. Dengan begitu, proses pengumpulan data lead akan menjadi lebih mudah.

Jenis-Jenis Retargeting

Berdasarkan jenis data lead-nya, retargeting dibagi menjadi 2.

1. Pixel-Based Retargeting

Pixel-based retargeting adalah cara untuk memaparkan ulang konten promosi kepada orang yang pertama kali mengunjungi situs brand. Cara retargeting ini yang paling umum dilakukan.

Retargeting ini memanfaatkan cookie pada browser calon pembeli untuk mengikuti perilaku browsing, lalu menginformasikan advertising network yang bekerjasama dengan brand untuk melakukan retargeting ads di platform lain.

2. List-Based Retargeting

Kalau cara retargeting yang satu ini memanfaatkan daftar informasi kontak/email konsumen di database brand. Walaupun lebih jarang dilakukan, list-based retargeting bisa di-custom lebih luwes untuk kebutuhan brand #HaloKawan.

List-based retargeting ini nantinya langsung sampai ke individu spesifik lewat informasi kontak mereka, tanpa perlu repot-repot melacak lewat cookie terlebih dahulu.

Brand #HaloKawan bisa mengunggah daftar e-mail ke bagian pengaturan retargeting di media sosial. Nanti media sosial yang akan mengurus langsung retargeting kepada calon pembeli.

List-based retargeting punya kelemahan karena kita tidak pernah tahu apakah calon pembeli menggunakan e-mail terus atau tidak. Daftar e-mail list-based retargeting juga harus selalu diperbarui agar dapat menyasar kandidat retargeting dengan efektif.

Membuat Retargeting Ads yang Efektif

 Ilustrasi platform media sosial untuk retargeting
Sumber: Unsplash

Berikut beberapa tips membuat retargeting ads yang efektif!

1. Personalisasi Ads Berdasarkan Segmentasi Audiens

Menayangkan iklan sesuai segmentasi audiens merupakan strategi efektif dalam melakukan retargeting ads.

#HaloKawan bisa memasukkan kriteria segmentasi khusus seperti lokasi, rentang umur, jenis kelamin, produk yang pernah dilihat, dan sebagainya,  ke platform di mana kamu akan melakukan retargeting.

Baca Juga: Jangan Targetkan Semua Orang, Pertajam Customer Persona dengan 4 Langkah Ini

2. Tawarkan Promosi Khusus untuk Pelanggan

#HaloKawan bisa menawarkan insentif kode referral atau kupon diskon, serta penawaran terbatas pada iklan retargeting agar calon pembeli terdorong untuk melakukan konversi karena fear of missing out (FOMO).

3. Buat Call to Action yang Menarik

Call to Action (CTA) adalah tombol, gambar yang dapat diklik, atau link yang diinstruksikan pada user untuk diklik.

Agar user ingin meng-klik CTA, perlu kalimat pengantar yang persuasif dan menarik seperti “Dapatkan promonya sekarang!” atau “Tawaran terbatas!”, dan lain sebagainya.

Kunci menulis CTA yang efektif di antaranya: menulis dengan kejelasan/clarity, gunakan kata kerja aktif, manfaatkan urgensi seperti tenggat waktu, ketahui tujuan menulis CTA, dan menggunakan brand voice agar tetap sesuai kepribadian brand.

Baca Juga: Jenis-Jenis CTA Jitu Untuk Tingkatkan Bisnis Digital

4. Kontrol Frekuensi Retargeting Ads

Retargeting ads yang ditayangkan berulang terus-menerus bisa jadi menyebalkan, #HaloKawan! Oleh karena itu, brand perlu mengontrol frekuensi retargeting agar calon pembeli tidak merasa terganggu.

Komplit sudah pemaparan dari Minka tentang retargeting supaya #HaloKawan bisa mengejar calon pembeli. Bila #HaloKawan ingin informasi terbaru seputar brand news, marketing tips, dan social media update, ikuti terus HalokaTalks, ya!


Ditulis oleh: Gracia Yolanda Putri

Disunting oleh: Stephanie Regina, Deborah Patricia

Sumber: